Selasa, 31 Januari 2023, saa.iainptk.ac.id.

Selepas jalan beraspal 28 Oktober Siantan, Kota Pontianak, Tim dihadapkan pada jalan berbatu sekitar 10 km jauhnya. Selanjutnya, tim harus melewati jalan tanah merah di areal perkebunan Sawit milik swasta. Setelah beberapa saat, di tengah hutan sawit, Tim diarahkan oleh Google Map belok kiri menuju jalan berbatu yang becek dan terjal. Semakin lama, jalanan semakin sempit dan sulit dilalui, namun Tim tetap semangat meneruskan perjalanan. Google Map masih menunjukkan angka sekitar 6-7 km lagi sampai ke tujuan. 

Jalan licin, berbatu, dan tanah gambut di jalan pintas.

“Sungguh berat rasanya perjalanan kali ini, Saya saja yang depan Pak”, kata Pak Syukron yang membonceng di belakang motor Kaprodi SAA. 

Orang yang diajak bicara hanya diam, dan terus memutar gas sepeda motornya, yang di dalam hatinya berkata, “Iya jugas, Sih”. 

Setelah kurang lebih setengah jam melewati jalanan yang sulit itu, sesekali berhenti di tengah jalan, sesekali terperosok ke dalam lubang berlumpur. Ditambah lagi signal ponsel tidak ada, sehingga cukup menyulitkan Tim untuk menerka jalan. Tim baru dapat bernapas lega, ketika melihat pintu gerbang kecil di ujung jalan, bertuliskan: ‘Selamat Datang di Desa Kubu Padi, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya”. Jalan mulai kembali melebar dan terbuat dari cor beton, signal ponsel kembali terlihat, hingga akhirnya Tim sampai di sebuah Pondok Pesantren. 

Pada awalnya Tim mengira bahwa itulah Pondok Pesantren yang dituju. Sambil terus memacu kendaraan, penasaran melihat nama di pintu gerbang. Ternyata… Keliru! Pondok Pesantren itu bernama Pondok Pesantren Nulur Ulum. Oh, ternyata bukan!! Untung di samping Pondok terdapat warung yang sedang ramai, Tim bertanya kepada mereka tentang jalan menuju Pondok Nurul Amin. Mereka menunjukkan arah, meskipun masih membingungkan, karena banyaknya tanda yang harus dilewati. 

Tim meneruskan perjalanan melewati kawasan pemukiman. Sesampainya di sebuah perempatan, Tim kebingungan menentukan arah, ke mana Tim harus menuju? Melihat sebuah warung di pojok perempatan yang buka, Tim bergegas menuju ke sana untuk bertanya, sembari membeli beberapa botol minuman. 

“Lurus saja, nanti di Pertigaan Masjid, belok kiri”, ujar pemilik warung menunjukkan arah. 

Tim kembali melanjutkan petualangan, sampai tiba di sebuah Pondok Pesantren yang megah di tengah-tengah desa yang asri. Itulah Pondok Pesantren Modern Nurul Amin, yang diasuh oleh K.H. Nasiruddin, S.Sos., M.Pd. Suasana pesantren langsung terlihat, di mana kumpulan para santri sibuk dengan berbagai kegiatan rutinnya. 

Tim disambut hangat oleh para santri dan Kyai. Jamuan makan segera menghampiri. Lengkap dengan segala keperluan, bak tamu agung yang berkunjung.

Sambutan Kyai Nasiruddin pada Tim.

Kepada Sang Kyai, Tim menjelaskan tentang maksud kedatangan Tim ke Pondok Modern ini. Menjelaskan tentang kondisi Prodi Studi Agama Agama (SAA), Peluang Lulusan SAA, dan Kondisi saat ini yang berkaitan dengan masa depan Prodi SAA. 

Kyai Nasiruddin juga mengakui tentang keberadaan Prodi SAA, karena beliau juga alumni S-1 IAIN Pontianak, sebelum melanjutkan pendidikan ke Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Beliau siap membantu Prodi SAA, dalam artian mengarahkan para santrinya untuk memilih Prodi SAA, pada tahun ini. 

Sekitar pukul 13.30 WIB, Tim berpamitan pada Kyai untuk pulang. Berdasarkan cerita Sang Kyai, ada jalan pintas ke Pontianak. Tapi jalan itu sangat licin, berbatu, berlumpur, dan tanah gambut. Sangat sulit menempuhnya. Karena Tim ingin sekali menghindari jalanan panjang pada saat berangkat tadi, maka Tim memilih menempuh jalan pintas itu. 

Tim Sosialisasi/Promosi Prodi SAA kali ini terdiri dari 3 orang, yaitu: Elmansyah MSI (Kaprodi SAA), Andry Fitriyanto MUd (Sekprodi SAA) dan Syukron Wahyudhi MAg (Dosen SAA).

Lebih dari 45 menit, tim berjibaku menaklukkan jalan pintas itu. Benar saja, seperti kata Kyai, melalui jalan itu, akan menghemat waktu kurang lebih setengah jam selisihnya. Pukul 15.30 WIB, Tim sudah tiba di Kampus tercinta. Harapan besar tumbuh demikian kuat, setelah berjumpa dengan Sang Kyai. Harapan, bahwa para santri Pondok Modern Nurul Amin, akan menjadi bagian dari Prodi SAA di masa yang akan datang.

Penulis: Elmansyah

Editor: Andry Fitriyanto 

Dokumentasi: Syukron Wahyudhi